Detail Article
Omega-3 pada Pasien DM, Menurunkan Gula Darah Puasa dan Resistensi Insulin
dr. Martinova Sari Panggabean
Okt 25
Share this article
cd1305945ab3896de72752faecd82809.jpg
Updated 07/Jul/2022 .

Berbagai studi pendahulu telah mengevaluasi efek suplementasi omega-3 terhadap pengobatan dan pencegahan diabetes, namun sampai saat ini hasil mengenai hal tersebut masih tidak konsisten. Tinjauan sistematik dan metaanalisis terbaru dilakukan oleh Delpino, dkk. untuk mengevaluasi efek suplementasi omega-3 terhadap parameter diabetes (glukosa darah puasa, resistensi insulin, dan hemoglobin terglikasi). 

Data studi yang digunakan berasal dari database elektronik seperti Pubmed, LILACS, Scielo, Scopus, dan Web of Science sampai dengan Oktober 2020. Studi yang dimasukkan dalam metaanalisis adalah yang memberikan perbandingan dalam parameter gula darah puasa (mg/dL), hemoglobin terglikasi (% HbA1c), dan resistensi insulin (Homeostatic Model Assessment of Insulin Resistance/HOMA IR).


Studi ini melibatkan 30 penelitian RCT yang mengevaluasi efek suplementasi omega-3 dibandingkan dengan plasebo dalam pengobatan atau pencegahan diabetes melitus tipe 2. Sebanyak 27 studi memberikan perbandingan dalam parameter glukosa darah puasa (n=1821), 20 studi menilai HOMA IR (n=1327), 14 studi menilai HbA1c (n=815). Waktu intervensi berkisar antara 4 minggu hingga 72 minggu. Dosis Omega-3 berkisar dari 520 mg hingga 17,6 gram per hari. Empat studi melibatkan wanita dengan diabetes gestasional.


Hasilnya didapatkan:

-   Suplementasi omega-3 secara signifikan menurunkan glukosa darah puasa (SMD: -0,48; 95%CI: -0,76, -0,19; p=0,01; I2=88%).

-   Suplementasi omega-3 secara signifikan menurunkan HOMA IR (SMD: -0,61; 95%CI: -0,98, -0,24; p=0,01; I2=90%).

-   Tidak ditemukan penurunan HbA1c yang signifikan pada kelompok yang mengonsumsi suplementasi omega-3 dibandingkan plasebo.

 

Penurunan gula darah puasa dan resistensi insulin pada studi metaanalisis ini terlihat setelah suplementasi omega-3 selama delapan minggu. Satu studi melaporkan efek samping suplementasi omega-3. Namun, penelitian ini menggunakan dosis 17,6 g/hari, yang lebih dari tiga kali dosis maksimal yang dianjurkan. Food and Drug Administration (FDA) dan The European Food Safety Authority menetapkan batas aman maksimal suplementasi omega-3 adalah 5 g/hari. Studi yang menggunakan suplementasi omega-3 di bawah dosis maksimal yang direkomendasikan tidak melaporkan efek samping selama penelitian.


Mekanisme bagaimana omega-3 secara positif dapat mempengaruhi parameter diabetes belum sepenuhnya dipahami. Studi pada hewan coba mengidentifikasi bahwa omega-3 dapat menghambat resistensi insulin dengan memodulasi bioenergi mitokondria dan retikulum endoplasma. Peranan omega-3 dalam menurunkan glukosa darah puasa diduga terkait dengan terjadinya peningkatan sensitivitas insulin yang dikaitkan dengan reseptor GLP-1 (glucagon-like peptide G) pada sel enteroendokrin L di usus. Selain itu, penelitian pada hewan coba menemukan bahwa omega-3 meningkatkan fungsi hormon adiponektin, yang berperan dalam menurunkan glukosa darah puasa.


Dari studi metaanalisis tersebut didapatkan bahwa suplementasi omega-3 menurunkan gula darah puasa dan resistensi insulin pada pasien DM. Hasil studi ini menunjukkan bahwa suplementasi omega-3 berpotensi dalam pengobatan atau pencegahan diabetes.

 


Gambar: Ilustrasi

Referensi:

Delpino FM, Figueiredo LM, da Silva BGC, da Silva TG, Mintem GC, Bielemann RM, et al. Omega-3 supplementation and diabetes: A systematic review and meta-analysis [published online ahead of print, 2021 Jan 22]. Crit Rev Food Sci Nutr. 2021;1-14. doi:10.1080/10408398.2021.1875977

Share this article
Related Articles