Detail Article
Suplementasi Omega-3 Meningkatkan Kadar Adiponektin, yang Berperan pada DM dan Penyakit Kardiovaskular
dr. Martinova Sari Panggabean
Okt 18
Share this article
50cd2a5201db740fe8291f26c499f14a.jpg
Updated 11/Nov/2021 .

Adipokin merupakan molekul-molekul bioaktif yang diproduksi oleh jaringan adiposa dan bertindak sebagai hormon parakrin dan endokrin. Molekul-molekul ini penting dalam pengaturan berbagai proses termasuk rasa lapar dan kenyang, distribusi lemak, peradangan, tekanan darah, hemostasis, dan fungsi endotel.

Adiponektin merupakan salah satu adipokin yang diketahui memiliki sifat antiinflamasi, antiaterogenik, dan berperan dalam sensitisasi insulin (antidiabetik). Tidak seperti adipokin lainnya, konsentrasi adiponektin yang bersirkulasi berbanding terbalik dengan jaringan adiposa. Kadar adiponektin dalam plasma dan jaringan adiposa menurun pada pasien obesitas. Penurunan kadar adiponektin berhubungan dengan kejadian obesitas, resistensi insulin dan DM tipe 2, serta penyakit kardiovaskular. Hipoadiponektin dalam plasma dapat menyebabkan resistensi insulin dan disfungsi endotel.


Beberapa strategi, yang diketahui dapat mencegah DM tipe 2 dan penyakit kardiovaskular, seperti diet rendah kalori, diet tinggi lemak tak jenuh (unsaturated fatty acid), dan/atau olahraga, dikaitkan dengan peningkatan kadar adiponektin yang bersirkulasi dalam tubuh. Adiponektin diketahui memiliki peran dalam pencegahan penyakit DM tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.


Konsumsi asam lemak tak jenuh, termasuk omega-3, biasanya dikaitkan dengan gagasan "diet sehat" karena asam lemak ini memiliki efek antidislipidemia, antidiabetes, dan antiinflamasi. Omega-3 akan mengaktifkan jalur PPAR-γ (peroxisome proliferation activated receptor γ) di jaringan adiposa. Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan sintesis dan sekresi adiponektin dan penurunan konsentrasi trigliserida plasma. Berbagai penelitian pendahulu telah menunjukkan adanya hubungan antara asupan asam lemak omega-3 dan tingkat adipokin yang bersirkulasi dalam tubuh. Namun, hasilnya masih beragam.

Tinjauan sistematik dan metaanalisis terbaru oleh Sepidarkish, dkk. terhadap 52 penelitian RCT dengan jumlah subjek sebanyak 4568 bertujuan untuk mengevaluasi efek suplementasi asam lemak omega-3 terhadap kadar adipokin.

 

Hasilnya:

  • Suplementasi omega-3 menunjukkan peningkatan kadar adiponektin plasma yang signifikan (SMD: 0,21, 95% CI: 0,04, 0,37; p=0,01).
  • Peningkatan kadar adiponektin plasma yang signifikan terutama dengan pemberian dosis suplementasi omega-3 ≥ 2000 mg/hari (SMD: 0,19, 95% CI: 0,02, p=0,36) dan durasi pemberian ≥10 minggu.
  • Suplementasi omega-3 tidak berpengaruh signifikan terhadap kadar leptin (SMD: 0,02, 95% CI: 0,20, p=0,17).


Studi metaanalisis ini menyimpulkan bahwa suplementasi omega-3 dosis tinggi (≥2000 mg/hari) dan durasi yang lebih lama (≥10 minggu) secara signifikan meningkatkan kadar adiponektin. (MSP)



Gambar: Ilustrasi (www.freepik.com)

Referensi:

1.  Sepidarkish M, Rezamand G, Qorbani M, Heydari H, Estevao MD, Omran D, et al. Effect of omega-3 fatty acids supplementation on adipokines: A systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials. Crit Rev Food Sci Nutr. 2021;1-15.

2.  Ouchi N, Parker JL, Lugus JJ, Walsh K. Adipokines in inflammation and metabolic disease. Nat Rev Immunol. 2011;11(2):85-97.

3.  Freitas Lima LC, Braga VA, do Socorro de França Silva M, de Campos Cruz J, Santos SHS,1, de Oliveira Monteiro MM, et al. Adipokines, diabetes and atherosclerosis: an inflammatory association. Front Physiol. 2015;6:304.

Share this article
Related Articles