Detail Article
Suplementasi Vitamin D Membantu Mengurangi Gejala Rinitis Alergi pada Anak
dr. Esther Kristiningrum
Agt 16
Share this article
21eec35826e872ab3bdd4cc2dd74e6cd.jpg
Updated 23/Agt/2022 .

Rinitis alergi merupakan jenis penyakit alergi yang paling sering ditemukan dan dapat mempengaruhi kualitas hidup dan absen kerja. Vitamin D berperan penting dalam menurunkan keparahan alergi melalui berbagai mekanisme seperti efeknya pada sel-sel imun, penurunan reaksi inflamasi dan pencegahan infeksi.

Reseptor vitamin D ditemukan juga pada sel-sel imun dan berperan dalam penghambatan proses inflamasi dengan menghambat toll like receptor. Vitamin D juga mempengaruhi imun alamiah dan didapat dengan memicu sintesis peptida antimikroba di dalam sel makrofag dan meregulasi sel T. Sebelumnya, hasil studi pada pasien dewasa dengan rinitis alergi dengan defisiensi vitamin D menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D selama 8 minggu bersama antihistamin (cetirizine) dapat memperbaiki gejala dibandingkan yang tidak mendapatkan vitamin D.

 

Suatu studi dilakukan untuk membandingkan kadar vitamin D pada anak rinitis alergi persisten sedang-berat dengan anak sehat dan untuk menilai efek suplementasi vitamin D pada terapi rinitis alergi. Studi tersebut dilakukan pada 120 anak usia 5-15 tahun dengan rinitis alergi persisten sedang-berat dan 120 anak sehat dengan usia yang sama. Anak dengan rinitis alergi dibagi menjadi kelompok vitamin D 800 IU/hari (kelompok A) dan kelompok tanpa vitamin D (kelompok B). Kedua kelompok anak dengan rinitis alergi tersebut diberi antihistamin oral (loratadine), kortikosteroid intranasal (budesonide), penghambat leukotriene (montelukast), dan xylometazoline intranasal (xynosine tets hidung). Gejala hidung meler (rhinorrhea) dinilai dari skor 0 tanpa rhinorrhea, 1 rhinorrhea ringan, 2 sedang, dan 3 berat. Gejala gatal pada hidung, bersin-bersin, obstruksi hidung, dan menggosok-gosok hidung juga dinilai. Setelah 4 minggu terapi, dilakukan penilaian terhadap perbaikan gejala dan dibandingkan.

 

Hasilnya menunjukkan bahwa pada anak dengan rinitis alergi, 51 anak (42,5%) mengalami defisiensi vitamin D, 46 anak (38,3%) insufisiensi vitamin D, dan 23 (19,2%) memiliki kadar vitamin D normal. Sebanyak 80,8% anak dengan rinitis alergi memiliki kadar vitamin D serum yang rendah. Sedangkan pada anak yang sehat, 30,8% anak mengalami defisiensi vitamin D, 32,5% anak insufisiensi vitamin D dan 36,7% anak memiliki kadar vitamin D serum normal. Kelompok anak rinitis alergi yang mendapat vitamin D 800 IU/hari mengalami perbaikan gejala rinitis alergi (rhinorrhea, gatal pada hidung, bersin-bersin, obstruksi hidung) yang secara bermakna lebih baik dibandingkan kelompok anak rinitis alergi yang hanya mendapat obat rinitis alergi tanpa vitamin D. Gejala menggosok-gosok hidung juga membaik setelah 4 minggu tetapi perbaikannya tidak bermakna.


Disimpulkan bahwa pasien anak dengan rinitis alergi persisten ringan-sedang memiliki kadar vitamin D serum yang secara bermakna lebih rendah dibandingkan dengan anak sehat, serta suplementasi vitamin D 800 IU/hari sebagai tambahan terhadap terapi standar dapat membantu mengurangi gejala rinitis alergi untuk rinitis alergi.

 


Gambar: Ilustrasi (Foto oleh user18526052 - Freepik)

Referensi:

1.  Akram S, Khan MA, Fazil M, Kiramatullah, Khan MQ, Shah HBU. Effect of Vitamin-D supplementation in children with moderate-severe persistent allergic rhinitis. Int.J.Pathol.2020;18(3):92-8.

2.  Bakhshaee M, Sharifian M, Estaminia F, Rasoulian B, Mohebbi M. Therapeutic effect of vitamin D supplementation on allergic rhinitis. European Archives of Oto-Rhino-Laryngology 2019;276:2797–801.


Share this article
Related Articles