Detail Article
Pemberian Erythropoietin Pre-operatif dapat Menurunkan Insiden Cardiac Surgery-Associated Acute Kidney
dr. Laurencia Ardi
Agt 15
Share this article
dfbf01a3b43f25f12593b3e5a3b23d52.jpg
Updated 15/Agt/2022 .

Efek renoprotektif erythropoietin (EPO) telah diketahui, namun waktu yang tepat pemberian EPO masih kontroversi. Transfusi sel darah merah merupakan faktor risiko pada cardiac surgery-associated acute kidney injury (CSA-AKI). Dari tinjauan sistematis dan meta-analisis menunjukkan bahwa pemberian erythropoietin (EPO) pre-operatif dapat menurunkan insiden cardiac surgery-associated acute kidney injury (CSA-AKI) dan transfusi sel darah merah. 


Suatu tinjauan sistematis dan meta-analisis dilakukan bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas EPO pada CSA-AKI dan transfusi sel darah merah berdasarkan waktu pemberiannya. Metodenya adalah dengan mengumpulkan data dari database Cochrane Library, EMBASE, dan MEDLINE. Parameter primer yang dinilai adalah insiden terjadinya CSA-AKI setelah pemberian EPO perioperatif, sedangkan parameter sekundernya adalah perubahan kadar serum creatinine, S-cystatin C, S-neutrophil gelatinase-associated lipocalin, urinary neutrophil gelatinase-associated lipocalin, lama perawatan di RS dan ICU, volume sel darah merah yang ditransfusikan, serta mortalitas. Analisis subgroup dilakukan untuk menilai hubungan waktu pemberian EPO dan pembedahan.

 

Hasilnya dari 8 penelitian (n=610) yang memenuhi kriteria inklusi menunjukkan bahwa pemberian EPO secara bermakna dapat menurunkan insiden CSA-AKI (odds ratio: 0,60, 95% confidence interval [CI]: 0,43–0,85; p=0,004; I2=52%; p untuk heterogenitas=0,04), transfusi sel darah merah intraoperatif (standardized mean difference: -0,30, 95% CI: -0,55 sampai -0,05; p=0,02; I2=15%, p untuk heterogenitas=0,31), dan lama tinggal di RS (mean difference: -1,54 hari, 95% CI: -2,70 sampai -0,39; p=0,009; I2=75%; p untuk heterogenitas=.0,001) dibandingkan dengan kontrol. Analisis subgroup menunjukkan bahwa pemberian EPO pre-operatif dapat menurunkan secara bermakna insiden CSA-AKI, transfusi sel darah merah intraoperatif, kadar serum creatinine, dan lama tinggal di RS ataupun ICU.

  

Simpulan:

Dari tinjauan sistematis dan meta-analisis menunjukkan bahwa pemberian erythropoietin (EPO) pre-operatif dapat menurunkan insiden cardiac surgery-associated acute kidney injury (CSA-AKI) dan transfusi sel darah merah. Selain itu, pemberian EPO pre-operatif juga dapat memperbaiki outcome pasien seperti lama tinggal di RS dan ICU pada pasien yang menjalani operasi jantung.

 

 

Gambar: Ilustrasi (Sumber: Freepik)

Referensi:

Shin HJ, Ko E, Jun I, Kim HJ, Lim CH. Effects of perioperative erythropoietin administration on acute kidney injury and red blood cell transfusion in patients    undergoing cardiac surgery. A systematic review and meta-analysis. Medicine. 2022;101:9. 


Share this article
Related Articles
Efektivitas Valoctocogene Roxaparvovec untuk Hemofilia A Berat, Ini Studinya
dr. Hastarita Lawrenti | 19 Apr 2023
Antikoagulasi dengan Dosis Terapeutik Tidak Menunjukkan Pengurangan Risiko Gabungan yang Signifikan untuk Pasien COVID-19 yang Tidak Kritis dan Dirawat di Rumah Sakit
dr. Pratidina Paramita | 19 Apr 2023
Suplementasi Vitamin D3 Menurunkan Kekakuan Arteri
dr. Esther Kristiningrum | 03 Mar 2023
Pemberian Besi Sukrosa Injeksi Dosis Tinggi vs Dosis Rendah pada Pasien Hemodialisis, Ini Perbedaannya
dr. Laurencia Ardi | 01 Feb 2023
Tablet Salut Selaput Deferasirox pada Fungsi Ginjal, Apakah Ada Efeknya?
dr. Hastarita Lawrenti | 27 Jan 2023
Deferasirox vs Deferiprone pada Pasien Anak dengan Gangguan Hemoglobin
dr. Hastarita Lawrenti | 08 Sep 2022
Anak dengan Thalasemia Beta Memiliki Kadar Vitamin D yang Rendah, Ini Studinya
dr. Esther Kristiningrum | 29 Mar 2022
Manfaat Erythropoietin untuk Pasien dengan Anemia Maligna terkait Kanker
dr. Laurencia Ardi | 25 Mar 2022
Pemberian Enoxaparin dalam Mencegah VTE pada Pasien Perdarahan Intraserebral, Profilaksis Onset Cepat atau Lambat?
dr. Martinova Sari Panggabean | 15 Mar 2022
Deferasirox 2 Kali Sehari, Bagaimana Efektivitas dan Keamanannya?
dr. Hastarita Lawrenti | 10 Jan 2022