Detail Article
Efek Kardioprotektif Kombinasi Propofol–Dexmedetomidine pada Operasi Jantung Terbuka
dr. Laurencia Ardi
Agt 05
Share this article
4cb7406b19865f177072a6dd3e73276f.jpg
Updated 05/Agt/2022 .

Perlindungan miokardial pada operasi jantung membutuhkan pendekatan multimodal pada perioperatif untuk mencegah terjadinya peningkatan kebutuhan oksigen miokardial yang dapat menyebabkan terjadinya komplikasi pasca-operasi, seperti iskemia miokardial. 


Berikut suatu penelitian yang bertujuan untuk menilai kombinasi propofol-dexmedetomidine yang diinfuskan secara kontinu terhadap efek kardioprotektif selama operasi jantung terbuka pada pasien dewasa. Desain dan metodenya adalah prospektif, acak, tersamar ganda dengan jumlah subjek sebanyak 60 pasien. Subjek mempunyai kriteria rentang usia 30-60 tahun, ASA 3-4 yang akan menjalani operasi jantung terbuka. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol mendapatkan infus kontinu propofol dengan kecepatan 2 mg/kgBB/jam dan NaCl 0,9% 50 mL yang diinfuskan kontinu dengan kecepatan 0,4 mcg/kgBB/jam, sedangkan kelompok intervensi mendapatkan infus kontinu propofol 2 mg/kgBB/jam dan dexmedetomidine 0,4 mcg/kgBB/jam. Infus kontinu mulai diberikan sejak pre-operatif sampai dengan penutupan kulit. 


Parameter yang dinilai adalah denyut jantung, mean arterial pressure (MAP) dan saturasi oksigen yang dinilai sebelum induksi (baseline), segera setelah intubasi, ketika kulit diinsisi, sternotomi dan setiap 15 menit pada 1 jam pertama, dilanjutkan 30 menit selama prebypass kemudian dilanjutkan lagi 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit setelah weaning sampai operasi selesai. Biomarker serum yang dinilai adalah cardiac troponin (cTnI) dan creatine kinase-myocardial bound (CK-MB) pada awal (T1), 15 menit setelah membuka aorta (T2), segera setelah operasi (T3), dan 24 jam pasca-operasi (T4). Data intraoperatif juga direkam yang meliputi jumlah graft koroner, lama menyambung aorta, lama cardiopulmonary bypass (CPB), lama operasi, dan ritme reperfusi. Selain itu juga dicatat kebutuhan fentanyl, waktu ekstubasi, dan lama tinggal di ICU. 


Hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna secara statistik pada data demografi. Denyut jantung dan tekanan darah lebih rendah pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kontrol. Kelompok intervensi menunjukkan enzim miokardial yang lebih rendah, penurunan kebutuhan fentanyl, ekstubasi pasca-operasi yang lebih cepat, dan lama tinggal di ICU yang lebih pendek dibandingkan dengan kontrol. 



Gambar: Ilustrasi (Foto oleh Anna Shvets dari Pexels)

Referensi: Elgebaly AS, Fathy SM, Sallam AA, Elbarbary Y. Cardioprotective Effects of Propofol-Dexmedetomidine in Open-Heart Surgery: A Prospective Double-Blind Study. Annals of Cardiac Anaesthesia. 2020;23(2):134-41. doi: 10.4103/aca.ACA_168_18.


Share this article
Related Articles
Vitamin C Melindungi Pembuluh Darah dari Dampak Polusi Udara
dr. Esther Kristiningrum | 01 Sep 2023
Efektivitas Ambrisentan/Tadalafil untuk Hipertensi Arteri Pulmonal pada Anak, Ini Studinya
dr. Lyon Clement | 28 Agt 2023
Dual Antiplatelet Therapy Singkat Setelah PCI dengan Drug–Eluting Stents Generasi Ketiga
dr. Pratidina Paramita | 18 Agt 2023
Suplementasi Vitamin D Dapat Menurunkan Kejadian Kardiovaskular Mayor
dr. Esther Kristiningrum | 01 Agt 2023
Pemberian Amlodipine pada Kehamilan, Apakah Aman?
dr. Lyon Clement | 17 Mei 2023
Vitamin K2 (MK-7) Dapat Menurunkan Kekakuan Pembuluh Darah
dr. Esther Kristiningrum | 12 Mei 2023
Suplementasi Grape Seed Extract Memperbaiki Profil Lipid
dr. Della Sulamita | 12 Apr 2023
Jenis Kopi yang Baik untuk Kesehatan Jantung
dr. Lyon Clement | 17 Feb 2023
Manfaat Cokelat Bagi Kesehatan Tubuh, Ini Faktanya
dr. Dita Arccinirmala | 10 Feb 2023
Cilostazol Menurunkan Risiko Major Coronary Event Pasien Penyakit Jantung Koroner dan dengan Risiko Tinggi Penyakit Kardiovaskular
dr. Lyon Clement | 17 Jan 2023