Detail Article
Virus Cacar Monyet, Inang dan Jalur Penularannya. Sebuah Tinjauan Sistematis tentang Zoonosis Patogen
dr. Kupiya
Mei 25
Share this article
d7996220391684efe6d106299fa935df.png
Updated 06/Jul/2022 .

Virus cacar monyet (MPXV) adalah agen etiologi cacar monyet dengan asal yang diyakini berasal dari Afrika Tengah/Barat. Sebagai anggota keluarga orthopoxvirus dan karena kemunculannya yang meningkat, ia telah menjadi patogen yang membutuhkan penelitian. Dari tinjauan sistematis yang dilakukan oleh Dr. Merry Walker (2022) menunjukkan bahwa Tupai Rope Afrika, Tikus Raksasa Gambia , dan berbagai tupai lainnya bisa dianggap sebagai inang dari virus ini. 


Dalam studi ini, artikel-artikel yang ditemukan di Web of Science yang berisi istilah pencarian "Cacar Monyet" diurutkan berdasarkan relevansi dengan topik tinjauan host reservoir potensial dan rute penularan virus Monkeypox. Melalui Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-Analyses (PRISMA), 1.036 artikel dievaluasi, 905 dikeluarkan, dan 131 dimasukkan.


Hasil menunjukkan Tupai Rope Afrika, Tikus Raksasa Gambia , dan berbagai tupai lainnya (sebagai kategori umum) kemungkinan besar dianggap sebagai inang reservoir potensial untuk Monkeypox virus (MPXV). Secara berurutan, spesies ini disebutkan dalam 26,80%, 19,59%, dan 15,46% dari artikel yang merekomendasikan inang reservoir potensial. Kontak langsung paling sering dilaporkan sebagai kemungkinan rute transmisi untuk MPXV. Sekitar 83,33% artikel yang berkomentar tentang kemungkinan penularan mengatakan kontak langsung menyebabkan penularan MPXV dari inang zoonosis ke manusia.


Kesimpulannya, temuan dari tinjauan memberikan pedoman yang cukup tentang di mana pejabat kesehatan masyarakat dapat melakukan penelitian untuk menemukan jawaban yang jelas tentang transmisi MPXV.



Gambar: Ilustrasi (sumber: https://www.who.int/health-topics/monkeypox)

Referensi:

Walker M. Monkeypox virus hosts and transmission routes: A systematic review of a zoonotic pathogen. Biological Sciences Undergraduate Honors [Internet]. 2022 [cited 2022 May 24]. Available from: https://scholarworks.uark.edu/biscuht/69  

Share this article
Related Articles
Apakah Japanese Encephalitis?
dr. Tya Listya | 18 Sep 2023
Pemberian Durasi Infus Meropenem yang Lebih Lama, Apakah Lebih Efektif?
dr. Johan Indra Lukito | 11 Agt 2023
Waspada Kasus HIV Meningkat di Indonesia
dr. Dita Arccinirmala | 19 Mei 2023
Penyakit Virus Marburg, Apa Gejala dan Pencegahannya?
dr. Dita Arccinirmala | 03 Apr 2023
Waspada Campak, Ini Pencegahannya
dr. Dita Arccinirmala | 23 Jan 2023
Update Pedoman CDC untuk Pengobatan Infeksi Gonococcal (Gonore) Tahun 2020
dr. Johan Indra Lukito | 03 Okt 2022
Infeksi Serius pada Paruh Baya Berhubungan dengan Alzheimer dan Penyakit Parkinson Lebih Awal
dr. Kupiya | 23 Sep 2022
Lebih dari 50% Penyakit Menular Diperparah oleh Perubahan Iklim
dr. Kupiya | 13 Sep 2022
Manfaat Tecovirimat pada Monkeypox
dr Kupiya | 09 Agt 2022
Kombinasi Acetyl-L-Carnitine, ALA, dan CoQ10 Berpotensi Mencegah Hepatotoksisitas Disebabkan Obat Antituberkulosis.
dr. Lyon Clement | 08 Agt 2022