Detail Article
Terapi Pemeliharaan Capecitabine plus Perawatan Suportif Terbaik pada Pasien Kanker Nasofaring Metastatik
dr. Hastarita Lawrenti
Mar 14
Share this article
cac8a50226f5d5716bfde620982d8f0e.jpg
Updated 14/Mar/2022 .

Kanker nasofaring metastatik diterapi dengan kemoterapi sistemik dan selain itu, ditambahkan pula radioterapi pada tumor primer dan terapi lokal paliatif untuk lokasi metastasis, pemberian terapi seperti di atas memperbaiki outcome survival dengan 3-year overall survival (OS) 33,7-60,7%. Namun, karena survival-nya masih belum memuaskan, penggunaan strategi terapi lain masih menjadi isu penting untuk meningkatkan respons dan survival.


Kemoterapi pemeliharaan dengan regimen yang kurang toksik diberikan pada berbagai kanker termasuk kanker nasofaring untuk memaksimalkan kontrol tumor. Kemoterapi 5-FU memberikan hasil yang menjanjikan, namun dengan efek samping dan pemberian infus kontinu yang kurang nyaman, maka digunakan obat oral capecitabine atau S-1.

 

Dalam studi retrospektif, pasien kanker nasofaring metastatik (n= 37) diberikan S-1 atau capecitabine setelah kemoterapi sistemik dan radiasi lokal. Setelah median follow up 37 bulan, 3-year progression free survival (PFS) dan OS adalah 47,6% dan 87,7%. Median waktu sampai terjadinya progresivitas adalah 27,6 bulan. Efek samping yang sering dijumpai adalah efek samping hematologi dan saluran cerna (dapat ditoleransi).

 

Uji klinik fase III, secara acak, dilakukan pada pasien kanker nasofaring metastatik newly diagnosed yang telah mencapai disease control setelah 4-6 siklus kemoterapi induksi dengan paclitaxel, cisplatin, dan capecitabine. Pasien kemudian mendapat terapi pemeliharaan capecitabine 1000 mg/m2 oral, 2 kali sehari, hari 1-14 setiap 3 minggu plus perawatan suportif terbaik (kelompok capecitabine) atau perawatan suportif terbaik saja. Terapi pemeliharaan capecitabine diberikan sampai penyakitnya progresif atau toksisitas tidak dapat ditoleransi.

 

Hasil dari uji klinik ini yaitu: (n= 104)

Median follow up 33,8 bulan

-

Efek samping derajat 3-4 yang sering dijumpai selama terapi pemeliharaan adalah anemia (12%), sindrom hand foot (10%), mual dan muntah (6%), fatigue (4%), dan mukositis (4%). Tidak terdapat kematian terkait terapi pada kelompok capecitabine.

 

Kesimpulan dari uji klinik ini adalah terapi pemeliharaan capecitabine plus perawatan suportif terbaik memperbaiki PFS secara bermakna pada pasien kanker nasofaring metastatik newly diagnosed yang telah mencapai disease control setelah kemoterapi induksi berbasis capecitabine. Efek samping capecitabine termasuk dapat diatasi. 

 


Gambar: Ilustrasi

Referensi:

1. Liu GY, Li WZ, Wang DS, Liang H, Lv X, Ye FF, et al. Effect of capecitabine maintenance therapy plus best supportive care vs best supportive care alone on progression-free survival among patients with newly diagnosed metastatic nasopharyngeal carcinoma who had received induction chemotherapy. A phase 3 randomized clinical trial. JAMA Oncol. 2022. doi: 10.1001/jamaoncol.2021.7366.

2. Guo Q, Chen M, Xu H, Lu T, Zhou H, Chen Y, et al. Oral maintenance chemotherapy using S-1/capecitabine in metastatic nasopharyngeal carcinoma patients after systemic chemotherapy: A single-institution experience. Cancer Management and Research 2020;12:1387-96.


Share this article
Related Articles