Detail Article
Krill Oil Efektif Meningkatkan Indeks Omega-3, EPA, dan DHA
dr. Lydia Febriana
Jun 28
Share this article
88a990cd94a8f46f46ad4ff57b9d31fb.jpg
Updated 30/Jun/2021 .

Asam lemak omega-3 diketahui bermanfaat dalam mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Peningkatan lemak seperti trans-fat telah terkait dengan peningkatan penyakit kardiovaskular, stroke iskemik, dan diabetes melitus. 

The American Heart Association merekomendasikan diet yang mencakup sekitar 500 mg omega-3/hari untuk mempertahankan kesehatan kardiovaskular yang baik. Namun, hanya sedikit individu yang memenuhi asupan asam lemak omega 3 melalui makanan, sehingga diperlukan suplementasi. Suplementasi diharapkan dapat meningkatkan indeks omega-3 tanpa menyebabkan perubahan asam lemak yang tidak diinginkan.

 

Indeks darah omega-3 mengukur omega-3 pada membran sel darah merah, berbanding terbalik terkait dengan risiko penyakit arteri koroner dan penanda inflamasi, dan telah disarankan sebagai pengukuran faktor risiko untuk kematian akibat penyakit arteri koroner. Studi menunjukkan bahwa indeks omega-3 seharusnya di atas 8% pada individu normal, tetapi hanya ditemukan pada 10-20% dari populasi. Indeks omega-3 juga menjadi indikator yang akurat dari efektivitas suplementasi omega-3. Indeks omega-3 yang diusulkan sebagai risiko kardiovaskular adalah (dalam persentase FA eritrosit): risiko tinggi (<4%); risiko menengah (4–8%); dan risiko rendah (>8%). Peningkatan indeks omega-3 sebesar 2,43% (dari 4,37% menjadi 6,80%) dikaitkan dengan penurunan risiko sekitar 70% untuk kematian jantung mendadak.

 

Suplementasi krill oil terbukti lebih efektif dibandingkan suplemen omega-3 yang berasal dari minyak ikan dalam pemeliharaan omega-3, EPA, dan DHA, karena omega-3 dalam krill oil sebagian besar terikat pada fosfolipid. Suatu studi prospektif label terbuka mengevaluasi efektivitas suplementasi krill oil pada indeks omega-3, diikuti 50 orang (usia 18-75 tahun) yang diberikan satu kapsul krill oil 1000 mg (mengandung 290 mg omega-3 total, dengan 160 mg eicosapentaenoic acid/EPA dan 80 mg docosahexaenoic acid/DHA), setiap hari selama 12 minggu.

 

Hasil sekunder adalah rasio perubahan omega-6 ke omega-3 yang diukur sebagai rasio EPA:AA, perubahan keseluruhan asam lemak jenuh dan trans-fat, serta tolerabilitas suplementasi. Kriteria eksklusi antara lain jika indeks omega-3 awal sudah ada di kisaran tinggi, yaitu >8%, jika telah mengonsumsi suplemen minyak ikan, memakai antikoagulan, antihipertensi atau obat antihiperlipidemia, dan perokok. Peserta diinstruksikan untuk tidak mengonsumsi makanan atau suplemen lain yang mengandung omega-3. Tindak lanjut dilakukan pada 0, 6, dan 12 minggu.

 

Hasilnya, dari 44 peserta yang menyelesaikan studi. Ditemukan peningkatan yang signifikan secara statistik pada rata-rata indeks omega-3 (5,75 hingga 6,33, sebesar 10,1%, p <0,001), EPA (17,0%, p <0,001), DHA (8,4%, p = 0,016), dan rasio EPA:AA (30,0%, p <0,001). Namun, tidak ada perubahan signifikan pada rata-rata trans-fat selama studi (p = 0,839). Suplementasi krill oil dapat ditoleransi dengan baik; dengan hanya ada satu peserta mengalami ruam kulit dan keluar dari studi.

 

Dari studi tersebut disimpulkan bahwa krill oil dapat ditoleransi dengan baik dan secara efektif meningkatkan indeks omega-3, meningkatkan EPA dan DHA, tanpa memengaruhi asam lemak yang tidak diinginkan (trans-fat).


Gambar: Ilustrasi (www.freepik.com)

Referensi:

Bilinski K, Chang D, Fahey P, Bensoussan A. Effect of omega-3 supplementation on the omega-3 blood index and fatty acid biomarkers in healthy individuals. Adv Integr Med. 2020;7(1):23-8.


Share this article
Related Articles