Detail Article
Suplementasi Astaxanthin Melindungi Kulit dari Photoaging
dr. Lydia Febriana
Jan 29
Share this article
61084ea1fbbe99f6fccce9a076668e5e.jpg
Updated 27/Jan/2021 .

Photoaging disebabkan oleh paparan sinar ultraviolet (UV) pada kulit. Dari berbagai studi bahwa suplementasi astaxanthin memperbaiki tekstur kulit, tampilan (kerutan), kadar air/kelembapan kulit, serta melindungi kulit dari kerusakan kulit akibat UV. 

Photoaging disebabkan oleh paparan sinar ultraviolet (UV) pada kulit, di mana terjadi degradasi serat kolagen dan elastis karena matriks metaloproteinase (MMPs) yang disekresikan oleh fibroblas dan keratinosit sebagai respons terhadap radiasi UV. Selain itu, sekresi dan aktivasi MMP juga dirangsang oleh berbagai sitokin proinflamasi yang disekresi oleh keratinosit, yang diinduksi oleh reaktif spesies oksigen (ROS) pada sel yang terkena sinar UV. Penekanan terhadap sitokin inflamasi melalui penghambatan stres oksidatif sangat penting untuk menghambat kerusakan kulit terkait usia.

 

Astaxanthin adalah karotenoid dengan efek antioksidan kuat dan mempunyai efek antiinflamasi. Suatu uatu studi di Jepang oleh Tominaga, dkk. secara in vitro menemukan bahwa astaxanthin dapat menekan produksi sitokin proinflamasi di keratinosit yang diinduksi ultraviolet B (UVB), dan sekresi matriks metaloproteinase-1 oleh fibroblas, yang dikultur dalam media keratinosit yang disinari UV. Selanjutnya secara in vivo, Tominaga, dkk. melakukan studi acak tersama ganda, terkontrol plasebo, diikuti oleh 65 wanita sehat (usia 35-60 tahun), yang diberikan astaxanthin oral 6 mg (n = 22), 12 mg (n = 22), atau plasebo (n = 21), selama 16 minggu. Setelah 16 minggu, keriput dan kandungan kelembaban kulit memburuk signifikan pada grup plasebo. Namun, tidak terjadi pada grup astaxanthin. Kadar interleukin1α di stratum korneum meningkat secara signifikan pada grup plasebo dan astaxanthin 6 mg, tetapi tidak pada grup astaxanthin 12 mg. Selain itu, elastisitas kulit meningkat pada grup astaxanthin 12 mg dibandingkan grup plasebo. 


Studi lainnya di Jepang oleh Ito, dkk. secara tersamar ganda, terkontrol plasebo diikuti 23 partisipan sehat (usia 30-60 tahun), yang dibagi menjadi grup yang diberikan astaxanthin oral 4 mg (n = 11) atau plasebo (n = 11). Selanjutnya, efek kerusakan kulit akibat UV dinilai dengan menentukan minimal erythema dose (MED) dan menganalisis perubahan kelembaban dan transepidermal water loss (TEWL) yang diinduksi UV pada awal dan setelah 9 minggu suplementasi. Grup astaxanthin menunjukkan peningkatan MED dibandingkan dengan plasebo. Selain itu, grup astaxanthin mengalami penurunan kelembaban kulit lebih minimal di area yang diradiasi dibandingkan dengan plasebo. Astaxanthin juga memperbaiki skor visual analog scale (VAS) untuk tekstur dan kekasaran kulit secara signifikan. 

Pada suatu systematic review oleh Ng dkk, diidentifikasi 11 studi, di antaranya 6 uji klinik acak tersamar ganda, dan sisanya uji klinik label terbuka.

 

Kesimpulan dari berbagai studi bahwa suplementasi astaxanthin memperbaiki tekstur kulit, tampilan (kerutan), kadar air/kelembapan kulit, serta melindungi kulit dari kerusakan kulit akibat UV. Tidak ada efek samping serius yang dilaporkan dalam studi manapun, bahkan pada dosis sampai 12 mg/hari. Suplementasi astaxanthin memiliki manfaat untuk kesehatan kulit, terutama untuk melindungi dari photoaging.


Image : Ilustrasi (www.pexels.com)

Referensi:

1. Tominaga K, Hongo N, Fujishita M, Takahashi Y, Adachi Y. Protective effects of astaxanthin on skin deterioration. J. Clin. Biochem. Nutr. 2017;61(1):33-9.

2. Ito N, Seki S, Ueda F. The protective role of astaxanthin for UV-Induced skin deterioration in healthy people—A randomized, double-blind, placebo-controlled trial. Nutrients. 2018;10:817

3. Ng QX, Deyn ML, Loke W, Foo NX, Chan HW, Yeo WS. Effects of astaxanthin supplementation on skin health: A systematic review of clinical studies. J Diet Suppl. 2020;23:1-14.



Share this article
Related Articles