Detail Article
Dari Laporan Uji Coba Akhir. Remdesivir Efektif dan Ditoleransi Dengan Baik Untuk Tatalaksana Covid-19
dr. Kupiya TW
Okt 14
Share this article
151583e624ac74de7d5e880dd584b737.png
Updated 19/Okt/2020 .

Laporan akhir dari penelitian ACTT-1 terkontrol plasebo multinasional menegaskan bahwa remdesivir efektif dan dapat ditoleransi dengan baik untuk mempersingkat waktu pemulihan dari infeksi COVID-19. Hal ini berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Dr. John H. Beigel dan kolega dari the ACTT-1 Study Group Members, yang telah dipublikasikan secara online dalam Jurnal Lancet pada Oktober 2020 ini.


Pada Mei 2020, remdesivir menerima persetujuan Food and Drug Administration (FDA) untuk pengobatan darurat COVID-19 yang berat berdasarkan laporan awal penelitian ini. Pada Agustus 2020, FDA memperluas indikasi untuk memasukkan semua pasien dewasa dan anak-anak yang dirawat di rumah sakit dengan dugaan infeksi COVID-19 atau yang dikonfirmasi di laboratorium terlepas dari tingkat keparahannya.


Dalam data ACTT-1 akhir yang baru diterbitkan, waktu median untuk pemulihan adalah 10 hari untuk mereka yang menggunakan terapi remdesivir versus 15 hari untuk mereka yang mendapatkan plasebo. Dengan rasio rasio 1,29 ( P kurang dari 0,001), ini berarti pemulihan sekitar sepertiga lebih cepat. Dalam ACTT-1, 1.062 pasien diacak untuk menggunakan remdesivir (dosis awal 200 mg diikuti 100 mg setiap hari selama 9 hari) atau plasebo. Pasien terdaftar di lokasi penelitian di Amerika Utara, Eropa, dan Asia.


Dalam laporan akhir ini, keunggulan yang bermakna dari remdesivir dibandingkan plasebo terkait dengan titik akhir primer percobaan diperkuat oleh kemanjuran pada beberapa titik akhir sekunder. Manfaat pada beberapa titik akhir sekunder termasuk odds ratio 50% yang lebih besar (OR, 1.5; 95% CI, 1.2-1.9) dari perbaikan klinis yang bermakna pada hari ke-15 setelah penyesuaian, lama awal rawat inap yang lebih pendek (12 vs. 17 hari) dan penggunaan oksigen yang lebih sedikit waktu/ hari (13 vs 21 hari).


Meskipun angka kematian yang lebih rendah pada kelompok remdesivir (6,75 vs 11,9%) namun tidak bermakna secara statistik. Berdasarkan penelitian, jenis tingkat efek samping pada remdesivir (penghambat replikasi virus), pada umumnya serupa dengan kelompok remdesivir dan plasebo.




Silakan baca juga: COVIFOR, berisi zat aktif Remdesivir, yang bekerja dengan menghambat replikasi RNA virus SARS-CoV-2.

Image: Ilustrasi (sumber: https://covid19.kemkes.go.id/)

Referensi: 

1. John H. Beigel, M.D., Kay M. Tomashek, M.D., M.P.H., Lori E. Dodd, Ph.D., Aneesh K. Mehta, M.D., Barry S. Zingman, M.D., Andre C. Kalil, M.D., M.P.H., Elizabeth Hohmann, M.D., Helen Y. Chu, M.D., M.P.H., Annie Luetkemeyer, M.D., Susan Kline, M.D., M.P.H., Diego Lopez de Castilla, M.D., M.P.H., Robert W. Finberg, M.D., et al., for the ACTT-1 Study Group Members*. Remdesivir for the Treatment of Covid-19 — Final Report. [Internet. Cited 13/10/2020]. Available from: https://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMoa2007764

2. Ted Bosworth. Remdesivir Effective, Well-Tolerated in Final Trial Report. [Internet; Cited 13/10/2020]. Available from: https://www.medscape.com/viewarticle/938940


Share this article
Related Articles