Detail Article
Astaxanthin Berpotensi Sebagai Neuroprotektor
Admin
Des 18
Share this article
img-Brain1.jpg
Updated 13/Jul/2022 .

Penuaan merupakan faktor risiko timbulnya banyak penyakit lain termasuk penyakit neurodegeneratif. Penuaan menyebabkan perubahan fisiologis yang berkaitan dengan integritas jaringan dan kehilangan fungsi organ. Di otak juga terjadi perubahan anatomi dan fisiologis yang berkaitan dengan fungsi kognitif seperti memori, atensi, fungsi eksekutif dan persepsi. Peningkatan inflamasi, disfungsi mitokondria, homeostasis kalsium, peningkatan stres oksidatif otak berkontribusi menyebabkan neurodegenerasi.

Astaxanthin merupakan salah satu jenis karotenoid adalah astaxanthin yang merupakan xanthophyll karotenoid. Astaxanthin dapat digunakan pada berbagai kondisi klinis seperti kardiovaskuler, sindroma metabolik, ulkus peptikum dan kanker atau berbagai kondisi yang menghasilkan inflamasi dan/atau stres oksidatif pada patogenesisnya. Astaxanthin sudah disetujui untuk digunakan sebagai suplemen makanan. Hingga saat ini juga tidak ada efek samping signifikan terkait dengan suplementasi astaxanthin, selain itu, astaxanthin juga dapat menembus sawar darah dan sawar otak sehingga dapat ditemukan di jaringan otak.


Baru-baru ini, ditemukan bukti bahwa astaxanthin dapat memicu neurogenesis dan plastisitas. Walaupun saat ini mekanisme pengaturannya belum diketahui secara jelas, namun nurogenesis diasosiasikan dengan perbaikan tingkah laku, sehingga diperkirakan bahwa astaxanthin juga dapat mempengaruhi fungsi kognitif dan tingkah laku yang diatur oleh hippocampus.


Astaxanthin didapatkan secara alami dan buatan. Astaxanthin alami merupakan produk dari alga, ragi dan krustasea. Astaxanthin alami merupakan jenis mono/di-ester karotenoprotein/ karotenolipoprotein yang berkonjugasi dengan protein/lipoprotein. Sedangkan astaxanthin sintetik sering diproduksi secara non-esterified monomer-free, hal ini menyebabkan dampak pada stabilitas astaxanthin dan fungsi antioksidannya. Hingga saat ini, didapatkan bahwa astaxanthin natural menghasilkan penyerapan radikal bebas lebih tinggi dibandingkan dengan astaxanthin sintetik.


Laporan lain menyebutkan bahwa kapasitas antioksidan lebih kuat pada jenis astaxanthin natural, dibandingkan dengan sintetik dan menyebutkan bahwa dosis Astaxanthin sintetik membutuhkan 20-30 kali dosis lebih tinggi untuk mendapatkan level kekuatan antioksidan yang sama seperti yang natural. Selain itu didapatkan juga hasil bahwa aktivitas biologis astaxanthin alami secara signifikan lebih baik dibandingkan dengan astaxanthin sintetis.


Potensi terapi astaxanthin pada penyakit neurodegeneratif

Astaxanthin memberikan perlindungan pada berbagai penyakit degeneratif seperti penyakit parkinson. Astaxanthin juga sukses dalam mengurangi neurotoksisitas pada sel penyakit Alzheimer. Astaxanthin memiliki sifat neuroproteksi terhadap toksisitas amiloid yang dihasilkan dari stress oksidatif dan disregulasi kalsium.


Astaxanthin juga memiliki efek perlindungan untuk neurotoksisitas yang disebabkan oleh paparah aluminium klorida pada tikus swiss albino usia 4 bulan. Pemberian astaxanthin memberikan perbaikan pada stress oksidatif yang dikaitkan dengan fungsi kognitif.


Penelitian lain memberikan hasil bahwa kemampuan neuroprotektif astaxanthin tidak hanya berdasarkan kemampuannya melakukan buffer pada stres oksidatif tapi juga bekerjasama dengan mitokondria untuk melakukan apoptosis sehingga mengurangi hilangnya neuron yang berhubungan. Astaxanthin juga memberikan penurunan pada aktivitas kejang dan hilangnya neuron pada regio hipokampus. Astaxanthin juga memberikan perlindungan untuk kemungkinan terjadinya autis dan kelainan perilaku yang dapat disebabkan oleh asam valproat prenatal.


Dari beberapa data tersebut menunjukkan bahwa, astaxanthin berpotensi memberikan kemanfaatan terutama untuk neuroprotektor, dan ini sangat bermanfaat mengingat adanya peningkatan penyakit penuaan dan neurodegeneratif. Peningkatan stress oksidatif, peradangan dan neurogenesis berkuang karena terjadi neurodegeneratif. Astaxanthin memberikan perlindungan pada penuaan normal dan neurodeneratif dengan mempromosikan neurogenesis dan memperbaiki fungsi kognitif. [AFY]

 

Image: Ilustrasi

Referensi:

1. Grimmig B, Kim SH, Nash K, Bickford PC, Shytle RD. Neuroprotective mechanisms of astaxanthin: A potential therpeutic role in preserving cognitive function in age and neurodegeneration. Geroscience. 2017.

2. Boussiba S. Carotenogenesis in the green alga Haematococcus pluvialis: cellular physiology and stress response. Physiol Plant. 2000; 108:111–7.

3. Yook JS et al. Astaxanthin supplementation enhances adult hippocampal neurogenesis and spatial memory in mice. Mol Nutr Food Res. 2016; 60:589–599

Share this article
Related Articles