Detail Article
Penambahan Nimotuzumab Pada kemoradioterapi Pasien Karsinoma Sel Skuamosa Kepala Leher Lokal Lanjut, Apa Manfaatnya?
dr Hastarita Lawrenti
Jun 22
Share this article
img-Lab1.jpg
Updated 19/Nov/2020 .

Lebih dari 95% dari kanker kepala dan leher, terutama karsinoma sel skuamosa, mengekspresikan epidermal growth factor dan dikaitkan dengan respons yang buruk terhadap radioterapi dan kemoterapi. Antibodi monoklonal anti-epidermal growth 

Lebih dari 95% dari kanker kepala dan leher, terutama karsinoma sel skuamosa, mengekspresikan epidermal growth factor dan dikaitkan dengan respons yang buruk terhadap radioterapi dan kemoterapi. Antibodi monoklonal anti-epidermal growth factor receptor (EGFR) dikatakan meningkatkan response rate dan survival jika dikombinasikan dengan radioterapi atau kemoradioterapi. 


Nimotuzumab telah digunakan dalam kombinasi dengan kemoradioterapi atau radioterapi untuk terapi kanker kepala dan leher. Pada studi ini, peneliti menilai outcome dan toksisitas kombinasi nimotuzumab dan kemoradioterapi untuk karsinoma sel skuamosa kepala dan leher stadium III, IVa, dan IVb. Studi prospektif dilakukan pada pasien karsinoma sel skuamosa kepala dan leher stadium III, IVa, dan IVb. Pasien mendapat terapi:  Nimotuzumab plus CRT: nimotuzumab 200 mg setiap minggu selama 6 minggu, cisplatin 30 mg/m2 setiap minggu selama 6 minggu, radioterapi 2 Gy/fraksi, 5 fraksi/minggu untuk total 70 Gy dan profilaksis invasi kelenjar getah bening leher 50 Gy. CRT: hanya kemoradioterapi saja (tanpa nimotuzumab).


Dari studi tersebut menunjukkan bawah penambahan nimotuzumab pada pasien karsinoma sel skuamosa kepala lehar lokal lanjut, memberikan hasil yang lebih baik dan bermakna dalam hal: tumor response rate (%), lymph node response rate (%), 12-month OS (%), 24-month OS (%), median OS (bulan), PFS pada 12 bulan (%) dan PFS pada 24 bulan (%) jika dibandingkan dengan yang hanya mendapatkan kemoterapi saja. dan reaksi infus yang ringan dijumpai pada 2 pasien pada kelompok nimotuzumab dan CRT, dan tidak dijumpai syok. Toksisitas lain sebanding pada kedua kelompok terapi, terutama derajat I dan II. Ruam kulit (hanya derajat I) dijumpai sebesar 4,7% pada kelompok nimotuzumab dan CRT.


Dari studi tersebut menunjukkan bahwa nimotuzumab dalam kombinasi dengan kemoradioterapi dapat ditoleransi dan memperbaiki respons dan outcome survival tanpa meningkatkan toksisitas pasien karsinoma sel skuamosa kepala leher lokal lanjut. 

 


Image: Ilustrasi

Referensi:

1. Hoa NTT, Huy HQ. Combined nimotuzumab with chemoradiotherapy for locally advanced head and neck squamous cell carcinoma. Cureus 2020 doi: 10.7759/cureus.8105.

2. Zimmermann M, Zouhair A, Azria D, Ozsahin M. The epidermal growth factor receptor (EGFR) in head and neck cancer: Its role and treatment implications. Radiation Oncology 2006;1:11.

 

Share this article
Related Articles