Transmisi fecal-oral merupakan bagian dari gambaran klinis infeksi COVID-19. Hal ini berdasarkan dari dua laporan yang telah dipublikasikan dalam jurnal Gastroenterology. Dalam laporan tersebut peneliti menemukan RNA dan protein dari SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, yang disebarkan melalui feses pada awal infeksi dan menetap sampai setelah gejala pernapasan mereda.

Beberapa ahli menyampaikan bahwa, penemuan itu masih awal. Ada bukti virus dalam tinja, tetapi bukan bukti virus menular. Selain itu temuan ini tidak sepenuhnya tak terduga. Kedua coronavirus di sebelumnya yaitu SARS dan MERS  juga dikeluarkan dalam feses penderita. 

Selain itu, ketika COVID-19 menyebar ke luar Cina, dokter mulai memperhatikan gejala awal gastrointestinal ringan (GI) pada beberapa pasien, termasuk diare, mual, muntah, dan sakit perut, sebelum demam, batuk kering, dan dispnea. Pasien pertama yang didiagnosis di Amerika Serikat dengan COVID-19 melaporkan mengalami mual dan muntah selama 2 hari, dengan viral load terdeteksi pada spesimen tinja dan pernapasan.

Meskipun laporan awal menunjukkan bahwa hanya sekitar 10% orang dengan COVID-19 memiliki gejala saluran cerna, tidak diketahui apakah beberapa orang yang terinfeksi hanya memiliki gejala tersebut. Manifestasi gangguan saluran cerna konsisten dengan distribusi reseptor ACE2, yang berfungsi sebagai titik masuk untuk SARS-CoV-2, serta SARS-CoV-1, penyebab SARS. Reseptor paling melimpah di membran sel-sel AT2 paru, serta di enterosit di ileum dan usus besar.

Silahkan baca juga: Trolit, membantu memperbaiki daya tahan, mengembalikan cairan dan elektrolit tubuh

Image: Ilustrasi (sumber: https://www.nccs.com.sg/patient-care/diarrhoea)
Referensi: Ricki Lewis, PhD. Early GI Symptoms in COVID-19 May Indicate Fecal Transmission. Internet [Cited: 12/03/2020]. Available at: https://www.medscape.com/viewarticle/926682