Detail Article
Pemberian Amlodipine pada Kehamilan, Apakah Aman?
dr. Lyon Clement
Mei 17
Share this article
07c4ef86d4d85d204e3f87d52801a8b5.jpg
Updated 19/Mei/2023 .

Amlodipine merupakan antihipertensi golongan calcium channel blocker (CCB) kerja panjang dengan efek samping yang relatif minimal, berkaitan dengan efek vasodilatasi. Karenanya, amlodipine umum digunakan untuk terapi hipertensi, namun belum digunakan untuk wanita hamil. Studi-studi telah melaporkan bahwa sebagai suatu golongan, CCB tidak menimbulkan efek teratogenik (perkembangan tidak normal dari sel selama kehamilan yang menyebabkan kerusakan pada embrio) yang signifikan, bahkan jika diberikan pada awal kehamilan.

Oleh karena informasi mengenai CCB yang spesifik masih terbatas, maka studi dilakukan bertujuan untuk mengevaluasi keamanan amlodipine pada kehamilan, khususnya pada pemberian di trimester pertama, dibandingkan dengan wanita hamil dengan hipertensi kronik yang mendapatkan antihipertensi non-amlodipine ataupun yang tidak menggunakan obat antihipertensi.

 

Studi retrospektif ini menganalisis data rekam medis dalam periode 8 tahun dari wanita hamil dengan hipertensi kronik yang melahirkan bayi hidup. Hipertensi kronik didefinisikan sebagai hipertensi yang didiagnosis sebelum kehamilan atau sebelum usia gestasi 20 minggu. Kondisi pre-eklamsia, hipertensi gestasional, hipertensi postpartum, hipertensi kerah putih, dan hipertensi pulmonal dieksklusikan dari studi. Hipertensi ditetapkan sebagai tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg pada 2 kali pengukuran.

 

Berdasarkan data rekam medis ibu dari bayi lahir hidup, dinilai paparan wanita hamil terhadap obat antihipertensi selama trimester pertama (periode waktu dari konsepsi hingga usia gestasi 11 minggu 6 hari). Wanita hamil dan janinnya yang terpapar dengan amlodipine pada trimester pertama dikategorikan kelompok A, sementara yang terpapar dengan antihipertensi lainnya dikategorikan kelompok O. Sementara itu, yang tidak terpapar dengan antihipertensi dikategorikan kelompok N. Keluaran primer yang dievaluasi pada studi ini adalah kejadian anomali kongenital mayor pada ketiga kelompok terapi.

 

Hasilnya, dari data rekam medis, didapatkan sejumlah 1.624 bayi yang lahir dari wanita hamil dengan hipertensi, di mana 231 wanita hamil memenuhi kriteria untuk dianalisis. Dari 231 subjek, 48 subjek dikategorikan dalam kelompok A, 54 subjek dalam kelompok O, dan 129 subjek dalam kelompok N. Tidak terdapat perbedaan karakteristik baseline subjek antarkelompok, kecuali pada Kelompok A terdapat lebih banyak wanita dengan gangguan tiroid, riwayat hipertensi dalam kehamilan sebelumnya, dan pertumbuhan janin terhambat. Kelompok O memiliki usia gestasi saat persalinan lebih besar dibandingkan kelompok N.

 

Anomali kongenital diamati pada 11 dari 231 bayi: 2 dari 48 di kelompok A (4,2%), 3 dari 54 di kelompok O (5,6%), dan 6 dari 129 di kelompok N (4,7%). Tidak terdapat perbedaan kejadian anomali kongenital antara ketiga kelompok. Tidak ada perbedaan keluaran persalinan antara semua kelompok. Jenis malformasi kongenital yang dilaporkan pada penggunaan amlodipine adalah malformasi jantung, sementara malformasi kongenital yang dilaporkan pada penggunaan antihipertensi lainnya adalah malformasi jantung dan hipospadias. Jenis kelainan yang ditemukan tersebut termasuk dalam jenis kelainan yang dilaporkan pada kelompok yang tidak mendapatkan antihipertensi. Hipertensi maternal telah terbukti berhubungan dengan malformasi jantung, hipospadias, serta atresia/stenosis esofagus pada berbagai studi sebelumnya. Dari studi ini, tidak didapatkan peningkatan risiko kelainan morfologi pada kelompok yang terpapar dibandingkan yang tidak terpapar antihipertensi (Kelompok A+O vs. N; p=0,929).

 

Kesimpulan:

Kejadian anomali kongenital pada bayi yang lahir dari ibu hamil trimester pertama yang terpapar dengan amlodipine tidak berbeda secara signifikan dengan yang terpapar atau tidak terpapar dengan antihipertensi lainnya.

 


Gambar: Ilustrasi (Sumber: pexels)

Referensi:

Mito A, Murashima A, Wada Y, Miyasato-Isoda M, Kamiya CA, Waguro M, et al. Safety of amlodipine in early pregnancy. J Am Heart Assoc. 2019; 8:e012093.

Share this article
Related Articles
Vitamin C Melindungi Pembuluh Darah dari Dampak Polusi Udara
dr. Esther Kristiningrum | 01 Sep 2023
Efektivitas Ambrisentan/Tadalafil untuk Hipertensi Arteri Pulmonal pada Anak, Ini Studinya
dr. Lyon Clement | 28 Agt 2023
Dual Antiplatelet Therapy Singkat Setelah PCI dengan Drug–Eluting Stents Generasi Ketiga
dr. Pratidina Paramita | 18 Agt 2023
Suplementasi Vitamin D Dapat Menurunkan Kejadian Kardiovaskular Mayor
dr. Esther Kristiningrum | 01 Agt 2023
Vitamin K2 (MK-7) Dapat Menurunkan Kekakuan Pembuluh Darah
dr. Esther Kristiningrum | 12 Mei 2023
Suplementasi Grape Seed Extract Memperbaiki Profil Lipid
dr. Della Sulamita | 12 Apr 2023
Jenis Kopi yang Baik untuk Kesehatan Jantung
dr. Lyon Clement | 17 Feb 2023
Manfaat Cokelat Bagi Kesehatan Tubuh, Ini Faktanya
dr. Dita Arccinirmala | 10 Feb 2023
Cilostazol Menurunkan Risiko Major Coronary Event Pasien Penyakit Jantung Koroner dan dengan Risiko Tinggi Penyakit Kardiovaskular
dr. Lyon Clement | 17 Jan 2023
Efek Video Game Terhadap Ritme Jantung pada Anak
dr Kupiya | 13 Okt 2022