Detail Article
Flu Burung Meningkat, Bagaimana Harus Bertindak?
dr Thomas Aditya
Mar 23
Share this article
c6546b80571eedd89a595426fe173fb3.jpg
Updated 24/Mar/2023 .

Avian Influenza, juga dikenal sebagai flu burung, adalah penyakit virus yang terutama menyerang burung, termasuk unggas domestik dan burung liar. Namun, kasus spillover dapat menginfeksi manusia, dan kasus ini bisa semakin parah atau bahkan fatal. Risiko flu burung pada manusia tergantung pada beberapa faktor, termasuk strain virus dan tingkat paparan. Strain flu burung yang paling umum menginfeksi manusia adalah H5N1 dan H7N9. 

Risiko infeksi flu burung pada manusia paling tinggi di negara-negara di mana virus tersebar luas di antara unggas, khususnya di Asia, Afrika, dan Timur Tengah. Orang-orang yang tinggal di dekat peternakan unggas atau pasar unggas hidup berisiko tinggi terpapar. Gejala flu burung pada manusia dapat berkisar dari ringan hingga berat dan mungkin termasuk demam, batuk, sakit tenggorokan, dan kesulitan bernapas.

 

Dalam kasus yang parah, virus dapat menyebabkan pneumonia, sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS), dan bahkan kematian. Sementara flu burung merupakan masalah serius bagi kesehatan masyarakat, risiko infeksi manusia masih relatif rendah. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), telah ada 862 kasus flu burung yang dikonfirmasi pada manusia sejak tahun 2003, dengan tingkat kematian sekitar 52%.

 

Pencegahan dan pengendalian flu burung pada manusia membutuhkan pendekatan multi-aspek yang mencakup pengawasan, deteksi dini, dan respons cepat. Pemberian vaksinasi dianjurkan kepada kelompok berisiko tinggi tertentu, seperti pekerja unggas dan tenaga kesehatan. Praktik kebersihan yang baik, seperti mencuci tangan dengan sabun dan air setelah menangani unggas atau produknya, dan memasak produk unggas secara menyeluruh, dapat membantu mengurangi risiko infeksi.


Selain itu, pengendalian memusnahkan unggas yang terinfeksi, menutup pasar unggas hidup, dan membatasi pergerakan unggas dapat membantu mencegah penyebaran virus. Vaksin influenza musiman dirancang untuk melindungi dari virus influenza yang diperkirakan akan beredar selama musim flu yang akan datang, dan umumnya tidak memberikan perlindungan terhadap Avian Influenza (juga dikenal sebagai flu burung).

 

Meskipun vaksin influenza musiman mungkin tidak menawarkan perlindungan langsung terhadap flu burung, mendapatkan vaksinasi flu musiman masih bermanfaat karena beberapa alasan. Misalnya, dapat mengurangi risiko terkena flu musiman, yang dapat membantu mencegah komplikasi dan rawat inap. Selain itu, mengurangi risiko terkena flu musiman dapat membantu meminimalkan kemungkinan Anda terkena flu burung, karena orang yang sudah sakit mungkin lebih rentan terhadap infeksi lain.

 

Kesimpulan:

Risiko flu burung pada manusia masih relatif rendah, namun potensi penyakit parah dan kematian menggarisbawahi pentingnya upaya pengawasan, pencegahan, dan pengendalian yang berkelanjutan. Penting bagi orang yang bekerja dengan unggas atau tinggal di daerah di mana virus lazim untuk mengambil tindakan pencegahan yang tepat untuk mengurangi risiko infeksi, dan bagi pemerintah dan otoritas kesehatan masyarakat untuk tetap waspada dan siap menanggapi potensi wabah.



Gambar: DFAT, Australia

Referensi

  1. World Health Organization. (2019). Influenza (avian and other zoonotic). Retrieved from https://www.who.int/news-room/questions-and-answers/item/influenza-(avian-and-other-zoonotic)
  2. Centers for Disease Control and Prevention. (2021). Avian influenza. Retrieved from https://www.cdc.gov/flu/avianflu/index.htm
  3. Uyeki, T. M., & Cox, N. J. (2014). Global concerns regarding novel influenza A (H7N9) virus infections. New England Journal of Medicine, 368(20), 1862-1864.
Share this article
Related Articles