Dalam penelitian tersebut, peneliti melibatkan lebih dari 16.000 orang dewasa (usia rata-rata, 64 tahun) tanpa penyakit jantung koroner (PJK) atau HF (Heart Failure) pada awal penelitian, selanjutnya membandingkan mereka yang menganut pola makan nabati dengan mereka yang mengonsumsi makanan lebih banyak gorengan dan makanan olahan dan minuman manis.

Dari studi tersebut diketemukan bahwa pola makan nabati dikaitkan dengan risiko 41% lebih rendah untuk kejadian gagal jantung dengan kepatuhan tertinggi vs terendah, sedangkan diet yang lebih kaya gorengan, makanan olahan dan minuman manis dikaitkan dengan risiko 71% lebih tinggi untuk gagal jantung dengan kepatuhan lebih tinggi versus rendah, setelah penyesuaian untuk potensi demografis, gaya hidup, dan kofounder medis lainnya.

Peneliti menganalisa, beberapa alasan potensial mengapa diet nabati mungkin melindungi terhadap gagal jantung, salah satunya adalah adanya efek antioksidan dan efek anti-inflamasi, yang sangat berlimpah dalam diet nabati. Diketahui ”spesies oksigen reaktif” meningkatkan hipertrofi, kekakuan aorta, fibrosis interstitial, dan berpotensi menurunkan kontraktilitas miokard, yang semuanya dapat berkontribusi pada perkembangan gagal jantung. 

Di sisi lain, antioksidan tanaman mengurangi jumlah spesies oksigen reaktif, dan dengan pola makan nabati, kita juga dapat melihat penurunan konsentrasi serum CRP [protein C-reaktif], IL-6, [interleukin-6] dan larut molekul-1 adhesi antar sel, yang merupakan biomarker inflamasi.

Image: Ilustrasi

Referensi: Kyla M. Lara, Emily B. Levitan, Orlando M. Gutierrez, James M. Shikany, Monika M. Safford, Suzanne E. Judd and Robert S. Rosenson. Dietary Patterns and Incident Heart Failure in U.S. Adults Without Known Coronary Disease. Journal of the American College of Cardiology 2019:73(16). DOI: 10.1016/j.jacc.2019.01.067