Detail Article

Protein Kedelai dan Protein Whey Menurunkan Inflamasi pada Dewasa dengan Usia Lanjut

dr. Dedyanto Henky Saputra
Apr 18
Share this article
d91b155b19611b24e67e01ab5ae245bf.jpg
Updated 27/Apr/2023 .

Penuaan (proses aging) dikaitkan dengan peningkatan kadar sitokin pro-inflamasi yang bersirkulasi, seperti protein C-reaktif (CRP), interleukin-6 (IL-6), dan tumor necrosis factor-alpha (TNF-α), yang semuanya merupakan pencetus penuaan sel dan proteolisis otot. Perubahan negatif dalam fisiologi otot dapat menyebabkan berkurangnya massa otot dan kapasitas fisik, terutama setelah usia 50 tahun, yang dikenal sebagai sarkopenia. 


Sarkopenia dikaitkan dengan peningkatan TNF-α dan IL-6 yang lebih besar. Akumulasi sel lemak/adiposit secara bersamaan juga telah diamati selama proses aging, yang terlibat dalam terjadinya obesitas sarkopenik, yang juga berkorelasi dengan penanda inflamasi yang meningkat.

 

Hingga saat ini, belum ada penelitian meta-analisis yang mengevaluasi efek suplementasi whey dan protein kedelai pada beberapa penanda inflamasi pada orang dewasa usia lebih tua. Tujuan dari tinjauan sistematis dan meta-analisis berikut adalah untuk mengetahui efek suplementasi whey dan protein kedelai pada kadar serum CRP, IL-6 dan TNF-α pada orang dewasa dengan usia yang lebih tua.

 

Penelitian dilakukan dengan mencari semua literatur secara sistematis dari semua uji klinik terkontrol acak (RCT) melalui database MEDLINE, Web of Science, Scopus dan Cochrane Library hingga September 2021. Evaluasi ditujukan untuk menentukan efektivitas protein yang diisolasi pada tingkat sirkulasi protein C-reaktif (CRP), IL-6 dan TNF-α. Meta-analisis menggunakan model efek-acak digunakan untuk menghitung efek gabungan

 

Hasilnya adalah sebagai berikut:

· Tiga puluh satu RCT memenuhi kriteria inklusi dan dimasukkan dalam tinjauan sistematis dan meta-analisis.

· Penurunan yang signifikan dari kadar IL-6 yang bersirkulasi terjadi setelah pemberian protein whey [Mean Difference (MD): -0,79, 95 % CI: -1,15, -0,42, I2 = 96 %] demikian juga untuk kadar TNF-α setelah suplementasi protein kedelai (MD: -0,16, 95% CI: -0,26, -0,05, I2 = 68%).

· Penambahan isoflavon kedelai memberikan penurunan lebih lanjut pada kadar TNF-α yang bersirkulasi (MD: -0,20, 95% CI: -0,31, -0,08, I2 = 34 %).

· Menurut analisis subkelompok, protein whey menyebabkan penurunan yang signifikan pada kadar IL-6 yang bersirkulasi pada individu dengan sarkopenia dan kondisi pra-frailty (MD: -0,98, 95 % CI: -1,56, -0,39, I2 = 0%).

· Hasil analisis ini mungkin tergantung pada karakteristik peserta dan durasi intervensi.

 

Kesimpulan:

Data penelitian ini mendukung bahwa suplemen whey dan protein kedelai memberikan efek anti-inflamasi dengan mengurangi kadar IL-6 dan TNF-α yang bersirkulasi. Efek ini dapat ditingkatkan dengan pemberian isoflavon kedelai dan dampaknya mungkin akan lebih signifikan pada seseorang dengan sarkopenia.

 

 

Gambar: Ilustrasi (Sumber: jcomp -Freepik)

Referensi:

Prokopidis K, Mazidi M, Sankaranarayanan R, Tajik B, McArdle A, Isanejad M. Effects of whey and soy protein supplementation on inflammatory cytokines in older adults: A systematic review and meta-analysis. Br J Nutr. 2023;129(5):759-70.


Share this article
Related Articles