Detail Article

Potensi Manfaat Statin pada Pasien Kanker Payudara

dr. Lyon Clement
Des 15
Share this article
3d06e2b0c324502042ba98ce71384da1.JPG
Updated 16/Des/2025 .

Selain memiliki sifat menurunkan kolesterol, statin juga memiliki efek antiinflamasi, imunomodulator, dan antiproliferatif, sehingga menjadi kandidat untuk terapi antikanker. Studi pra-klinik menyoroti peran utama kolesterol dalam metabolisme kanker payudara dan menunjukkan bahwa peningkatan kolesterol dapat berkontribusi terhadap progresi tumor. Lebih lanjut, bukti dari studi pra-klinik menunjukkan bahwa statin menghambat proliferasi sel kanker, menginduksi apoptosis, dan menurunkan kejadian metastasis pada model kanker payudara.


Peran protektif potensial statin untuk kanker payudara mendapatkan perhatian setelah sebuah studi kohort prospektif nasional di Denmark yang menunjukkan bahwa pasien dengan kanker payudara stadium awal yang diresepkan simvastatin memiliki risiko kekambuhan yang lebih rendah. Sebuah studi kohort lain, termasuk kohort pasien kanker payudara yang diobati dengan aromatase inhibitor, menunjukkan hubungan serupa. Selain itu, sebuah studi nasional besar di Swedia, yang melibatkan 20.599 perempuan Swedia dengan kanker payudara, mengaitkan penggunaan statin pasca-diagnosis dengan penurunan risiko kematian terkait kanker payudara sebesar 17% dan penurunan risiko kematian semua penyebab sebesar 11%. Penurunan serupa diamati dalam sebuah meta-analisis dari 34 studi observasional, yang melibatkan hampir 690.000 perempuan dengan kanker payudara, yang menemukan bahwa penggunaan statin berhubungan dengan risiko lebih rendah terhadap mortalitas dan kekambuhan kanker payudara, terutama pada penggunaan statin lipofilik dan pasien dengan kanker payudara ER+.

 

Studi ini menggunakan data dari rekam medis layanan kesehatan elektronik untuk meniru studi Mammary Cancer Statin ER Positive (MASTER) yang sedang berlangsung, yaitu suatu uji klinis multisenter, teracak, tersamar ganda, terkontrol plasebo fase 3, yang menilai penambahan atorvastatin pada terapi adjuvan standar pada pasien dengan kanker payudara stadium awal. Hipotesis studi ini adalah bahwa penambahan statin pada terapi adjuvan standar pada kanker payudara akan menurunkan risiko kematian karena kanker payudara yang lebih besar dibandingkan terapi adjuvan standar saja.

 

Untuk studi kohort ini, dilakukan emulasi uji klinik berbasis populasi nasional dengan menggunakan registri klinis dan administratif Denmark. Database klinis Danish Breast Cancer Group (DBCG) mencakup seluruh populasi Denmark dengan kanker payudara dan memuat data klinis pasien dengan kanker payudara stadium awal yang didiagnosis di Denmark sejak tahun 1977. Populasi akhir studi mencakup 66.952 pasien perempuan dengan kanker payudara. Dalam emulasi ini, suatu protokol ditetapkan untuk menginisiasi statin dalam 36 bulan setelah diagnosis kanker payudara dan follow-up pasien dilakukan hingga kematian atau tercapai 10 tahun. Dalam uji klinik yang diemulasikan, seluruh pasien Denmark dengan kanker payudara yang memenuhi kriteria diikutsertakan dalam studi: (1) Jenis kelamin perempuan; (2) Usia 18 tahun atau lebih; (3) Didiagnosis dengan kanker payudara invasif stadium I, II, atau III antara tahun 2000 dan 2021; dan (4) Tidak memiliki resep statin dalam 1 tahun sebelum pendaftaran. Dua kelompok yang berbeda ditetapkan sebagai kelompok perlakuan dalam uji klinik yang diemulasikan: (1) Inisiasi terapi statin jenis apa pun dan pada dosis apa pun dalam 36 bulan setelah diagnosis kanker payudara; dan (2) Tanpa inisiasi terapi statin dalam 36 bulan setelah diagnosis kanker payudara. Inisiasi terapi statin didefinisikan sebagai penebusan setidaknya 1 resep setelah diagnosis dalam periode kelonggaran 36 bulan. Model luaran dalam emulasi uji klinis mengeksklusikan kovariat (variabel pengganggu) lainnya dan dibobot menggunakan IPCW (inverse probability of censoring weighting). Luaran akhir primer adalah waktu menuju kematian karena kanker payudara, yang didefinisikan sebagai waktu sejak memenuhi kriteria inklusi hingga kematian akibat kanker payudara. Luaran akhir sekunder adalah waktu menuju kematian semua sebab, yang didefinisikan sebagai waktu sejak memenuhi kriteria inklusi hingga kematian semua sebab.

 

Hasilnya, sejumlah 66.952 pasien dengan kanker payudara stadium awal dalam studi ini (17.152 [27,6%] berusia 50–59 tahun). Di antara pasien yang terdaftar dalam uji klinik yang diemulasikan, 4.851 memulai penggunaan statin dalam 36 bulan setelah diagnosis kanker payudara. Selama 606.266 person-years (PY) follow-up, 9.130 pasien meninggal akibat kanker payudara, dan 19.679 pasien yang terdaftar meninggal akibat penyebab lain. Risiko kematian kanker payudara dalam 10 tahun adalah 11,8% (95% CI: 10,8%–12,7%) pada kelompok statin dan 13,5% (95% CI: 13,2%–13,8%) pada kelompok kontrol, yang setara dengan risk difference sebesar 1,7% (95% CI: 0,5%–3,0%) dan number needed to treat (NNT) sebesar 59 untuk mencegah 1 kematian tambahan akibat kanker payudara. Hazard ratio (HR)-nya adalah 0,90 (95% CI: 0,85–0,95).

 

Perbedaan serupa diamati untuk kematian semua sebab (23,3% vs 24,5%; risk difference: 1,2%; 95% CI: –0,1%–2,5%). Risk difference dalam durasi 5 tahun adalah 2,0% (95% CI: 1,6%–2,4%) lebih rendah pada yang mendapatkan statin (89,8%) dibandingkan yang tidak mendapatkannya (87,8%). Keunggulan dalam hal kesintasan ini tetap bertahan selama periode 10 tahun, dengan tingkat kesintasan 76,7% untuk yang mendapatkan statin dan 75,5% untuk yang tidak mendapatkannya. Selain itu, analisis menunjukkan bahwa pasien yang mendapatkan statin memiliki kesintasan yang sedikit lebih panjang (8,9 tahun) dibandingkan yang tidak mendapatkannya (8,8 tahun).

 

Pasien yang memulai statin dalam jangka waktu 12 bulan setelah diagnosis kanker payudara mengalami risiko kematian kanker payudara yang lebih rendah dan kematian semua sebab dibandingkan yang tidak mendapatkannya. Demikian pula, kematian karena kanker payudara dan kematian semua sebab lebih rendah pada pasien yang memulai statin dalam 24 bulan setelah diagnosis kanker payudara dibandingkan yang tidak mendapatkannya. Analisis IPCW menghasilkan HR sebesar 0,92 (95% CI: 0,85–1,00) untuk kematian semua sebab pada yang mendapatkan statin dibandingkan yang tidak mendapatkannya. Baik pasien dengan kanker payudara ER+ ataupun ER- tampaknya memperoleh manfaat dari penggunaan statin dalam hal kematian karena kanker payudara. Asosiasi antara inisiasi statin dan kematian karena kanker payudara juga konsisten pada pasien pasca-menopause.

 

Kesimpulan:

Statin merupakan salah satu agen terapi adjuvan baru yang menjanjikan untuk kanker payudara. Walaupun masih dibutuhkan uji klinik lebih lanjut, data dari studi yang ada menunjukkan manfaat tambahan dari statin untuk pengobatan kanker payudara.

 


Gambar: Ilustrasi

Referensi:

Harborg S, Pedersen L, Sorensen HT, Ahern TP, Cronin-Fenton D, Borgquist S. Postdiagnosis statin use and breast cancer mortality. JAMA Netw Open. 2025; 8: e2538737.


Share this article
Related Articles
Related Products
14a087f782fb60291a9c4fb187914de4.jpeg
573f1934c98553db1322a0c08f1c33d8.jpg
d9e04228feba274e954728ecbe866edb.jpg
a8a81ad63171e8889ddbe0ad5d5f2814.jpg
cc7f9568a3fcdc82348afb297c5664ed.jpeg
33c6da3c20944fbf48d867f63909f4a5.jpg
5c49a4d3e0a83aba40b455cb33b06b49.jpg
20e39f26ba3f2b74e3e2adb368515a1a.jpg
24300d8a04906fd6a015101672859212.jpg
4ad85029846194543aaca76f7c501607.jpg