Tampilan leher jenjang, halus, dan bebas dari kerutan berkaitan dengan gambaran usia muda dan leher ideal. Garis kerutan horizontal pada leher merupakan salah satu tanda dari penuaan. Seiring bertambahnya usia, serat kolagen dan fibroblas pada dermis semakin berkurang. Penurunan volume matriks dermis menyebabkan adanya kerutan pada leher. Ditambah dengan aktivitas berlebih dan hilangnya tekanan otot platysma semakin memperparah kerutan. Berkaitan ini, semakin banyak pasien mencari terapi untuk mengurangi dan menghilangkan kerutan tersebut, mulai dari laser, injeksi filler, calcium hydroxylapatite, thread-lifting, intensity focused ultrasound (IFU), dan injeksi botulinum toxin.
Hyaluronic acid (HA) merupakan polisakarida endogen, yang merupakan komponen tertinggi di kulit dan jaringan penyambung. Pada kulit, polimer HA berikatan dan mempertahankan molekul air, sehingga memberikan efek hidrasi dan berkaitan dengan turgor kulit. Pada proses penuaan, hilangnya HA dikaitkan dengan peningkatan dehidrasi kulit dan kerutan. Injeksi HA dapat mengembalikan hydrobalance dan menstimulasi sintesis kolagen. Namun penipisan kulit, menyebabkan peningkatan risiko pembentukan benjolan, irregularitas dan efek tyndall ketika penyuntikkan. Filler yang sesuai adalah yang memiliki viskositas rendah.
Thread-lifting atau suture suspension yang diperkenalkan oleh dr. Suramanitz pada tahun 1990, cukup populer di kalangan dermatologist dan bedah plastik. Ini merupakan tindakan minimal invasif, tanpa memerlukan eksisi kulit. Berdasarkan material yang digunakan, benang untuk thread-lifting dibagi menjadi dua, yaitu absorbable dan non-absorbable. Non-absorbable berisiko menyebabkan komplikasi seperti irregularitas tekstur, dan lainnya.
Studi kasus oleh dr. Zhi-Feng dan kolega ingin menilai efikasi dan keamanan terapi kerutan horizontal leher menggunakan hyaluronic acid dan thread-lifting. Studi melibatkan 10 pasien yang memiliki 2-5 garis horizontal leher yang dinilai dengan wrinkle assessment scale (WAS). Sebelum tindakan, pasien mendapatkan anestesi topikal (8% lidocaine) selama 30-60 menit. Benang yang digunakan adalah PPDO (poly p-dioxanon) absorbable. Pasien diposisikan supine, setelah tindakan asepsis dan antisepsis, lakukan pemberian lidocaine 1% dan adrenaline 1:200.000 di lokasi insisi. 5/0 PPDO dengan panjang 5 cm, dimasukan pada subkutan menggunakan cannula bevel up, dengan derajat 10-15 dari penampang kulit. Lakukan teknik ini pada seluruh kerutan, menggunakan serial lifting technique. Jumlah benang yang dimasukkan disesuaikan dengan kerutan leher pasien. Kemudian lakukan injeksi HA non-crosslinked. Sebanyak 1,5 mL HA high molecular weight digunakan untuk kerutan dalam, menggunakan jarum 30G, masuk seluruhnya, dengan kemiringan 10-15 derajat, gunakan teknik linear threading. Satu tempat injeksi 0,05 hingga 0,1 mL untuk panjang 8-10 mm. Selanjutkan dilanjutkan teknik superfisial 0,01-0,02 mL/titik pada reticular dermis. Lakukan pemijatan ringan setiap 3-5 titik injeksi. Tindakan ini dilakukan 4 sesi dengan interval 1 bulan. Setelah tindakan, pasien dikompres dingin untuk mengurangi edema.
Hasilnya:
· Median GAIS yang dinilai oleh dokter 4,3±0,8 [range 4-5 (much improved-very much improved)] 6 bulan setelah tindakan, dan median GAIS oleh pasien 4,1±0,7 [range 4-5 (much improved-very much improved)].
· Sebanyak 50% pasien sangat setuju dan 30% pasien setuju kerutan leher menghilang
· Tidak didapatkan laporan efek samping berat pada studi ini. Efek samping ringan berupa eritema, ecchymosis, bengkak dilaporkan, dan dapat membaik dengan sendirinya dalam 2 minggu.
Kesimpulan:
Dari studi ini, kombinasi terapi menggunakan filler hyaluronic acid non-crosslinked dan thread-lifting dinilai aman dan efektif untuk mengurangi dan menghilangkan kerutan horizontal pada leher.
Gambar: Ilustrasi (Sumber: karlyukav - Freepik)
Referensi:
Liao ZF, Yang W, Lin FC, Wang S wei, Hong WJ, Luo SK. A case study: Comprehensive approach for treating horizontal neck wrinkles using hyaluronic acid injections and thread-lifting. Aesthetic Plast Surg. 2023;47(2):765–71.