Detail Article
Suplementasi Vitamin D Berpotensi Memperbaiki Perlemakan Hati
Esther Kristiningrum
Nov 27
Share this article
img-tablet.jpeg
Updated 23/Agt/2022 .

Studi saat ini telah menemukan bahwa suplementasi vitamin D menurunkan infiltrasi lemak hati pada pasien dengan penyakit perlemakan hati non-alkoholik (NAFLD). NAFLD merupakan akumulasi lemak pada hati yang tidak terkait dengan konsumsi alkohol yang berlebihan.

Penyebab NAFLD multifaktorial, yang diakibatkan oleh faktor genetik dan lingkungan. Kebanyakan individu dengan NAFLD tidak mengalami gejala, tanda, atau komplikasi. Namun, pada beberapa pasien, NAFLD dapat berkembang menjadi kanker hati atau gagal hati.

Para peneliti telah tertarik meneliti peranan vitamin D dalam NAFLD karena adanya reseptor vitamin D di hati. Suatu meta-analisis telah mengkonfirmasi adanya penurunan kadar 25(OH)D serum pada pasien dengan NAFLD. Lebih lanjut, penelitian menunjukkan bahwa defisiensi vitamin D dikaitkan dengan keparahan NAFLD yang lebih besar. 


Para peneliti juga telah melakukan studi untuk menentukan efek suplementasi vitamin D pada pasien NAFLD yang dipertimbangkan defisiensi vitamin D (kadar 25(OH)D serum <20 ng/mL). Studi menyertakan 40 pasien rawat jalan dari klinik hati yang memenuhi kriteria, yaitu yang mempunyai nilai controlled attenuation parameter (CAP), suatu petanda yang digunakan untuk menilai kandungan lemak hati ≥ 280 dB/m. Studi tersebut berlangsung 6 bulan dan selama minggu pertama, semua pasien diinstruksikan mendapat suplemen vitamin D3 20.000 IU per minggu selama 6 bulan. Para peneliti melakukan follow up setelah 4 minggu, serta setelah 3 dan 4 bulan.


Para peneliti menemukan bahwa: Rata-rata status vitamin D basal 11,8 ng/mL dan BMI 29,5 kg/m2. Setelah suplementasi 6 bulan, kadar vitamin D rata-rata secara bermakna meningkat hingga 34,7 ng/mL. CAP menurun secara bermakna dari basal (rata-rata 330 vs 307 dB/m) selama suplementasi. Penurunan CAP rata-rata relatif terhadap basal ditemukan setelah 4 minggu, 3 dan 6 bulan (rata-rata masing-masing -5,3; -6,0; -6,4). Uji fungsi hati dan komposisi tubuh tidak mengalami perubahan.


Dari hasil studi disimpulkan bahwa derajat steatosis hepatik secara bermakna membaik setelah 4 minggu terapi vitamin D tanpa penurunan berat badan. Steatosis hepatik, yang dinilai dengan CAP, merupakan proses yang dinamis, yang tampaknya dimodulasi dengan intervensi, seperti terapi vitamin D.


Studi tersebut menunjukkan bahwa pasien dengan NAFLD sebaiknya diberi suplemen vitamin D untuk menurunkan kandungan lemak. Namun diperlukan studi dengan kontrol untuk menilai lebih lanjut kemungkinan penatalaksanaan NAFLD dengan vitamin D.

 

 

Image: Ilustrasi (Photo by Dear W from Pexels)

Refeernsi:

1. Tovey, A. Recent clinical trial discovers vitamin D supplementation may improve non-alcoholic fatty liver disease [Internet] 2016. [cited 2018 Amrch 29]. Available from: https://www.vitamindcouncil.org/recent-clinical-trial-discovers-vitamin-d-supplementation-may-improve-non-alcoholic-fatty-liver-disease/

2. Papapostoli I, Lammert F, Stokes CS. Effect of short-term vitamin d correction on hepatic steatosis as quantified by controlled attenuation parameter (CAP). J Gastrointestin Liver Dis. 2016;25(2):175-81.

Share this article
Related Articles