Detail Article
Statin Dosis Tinggi Berkaitan Dengan Peningkatan Risiko Osteoporosis
Jane Cherub
Okt 24
Share this article
img-Sendi-panggul1.jpg
Updated 23/Agt/2022 .

Statin memegang peranan yang krusial dalam penatalaksanaan kolesterol tinggi dalam darah (hiperkolesterolemia) yang membuatnya menjadi obat yang sering digunakan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa, konsumsi statin dosis tinggi berkaitan dengan peningkatan risiko osteoporosis. Studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal Annals of the Rheumatic Diseases tahun 2019 ini.

Studi yang dilakukan oleh Leutner M, dan kolega ini bertujuan mempelajari kaitan antara berbagai jenis dan dosis statin dengan osteoporosis; dengan hipotesa penghambatan produksi kolesterol dapat mempengaruhi hormon-hormon seks dan diagnosis osteoporosis. Data studi diambil dari data klaim medis penduduk Austria dari tahun 2006 hingga 2007 untuk mengidentifikasi semua pasien yang diterapi dengan statin dan dosis rerata harian dari 6 jenis statin. Regresi logistik multipel digunakan untuk menganalisis risiko terkait-dosis dari para pasien yang didiagnosis osteoporosis untuk masing-masing statin per individu.


Berdasarkan pedoman untuk penatalaksanaan hiperkolesterolemia pada pasien berisiko tinggi yang menderita penyakit jantung dan pembuluh darah atas diabetes, direkomendasikan kadar kolesterol serendah mungkin. Beberapa studi obeservasional melaporkan temuan efek positif statin terhadap kepadatan massa tulang, namun belum ada cukup data yang menganalisa kaitan penggunaan statin dengan osteoporosis.


Pada populasi umum, terapi statin dihubungkan dengan representasi berlebih (overrepresentation) pasien terdiagnosis osteoporosis dibandingkan dengan kontrol (OR: 3,62; 95% CI: 3,55-3,69; p<0,01). Terdapat ketergantungan yang tidak dapat disepelekan antara dosis statin dan risiko oods (OR) dari osteoporosis. Osteoporosis underrepresented pada terapi statin dosis-rendah (0-10 mg per hari), meliputi lovastatin (OR: 0,39; CI: 0,18-0,84; p<0,05), pravastatin (OR: 0,68, 95% CI: 0,52-0,89; p<0,01), simvastatin (OR: 0,70; 95% CI: 0,56-0,86; p<0,01), dan rosuvastatin (OR: 0,69; 95% CI: 0,55-0,87; p<0,01). Namun, pada dosis simvastatin melebihi ambang 40 mg (OR: 1,64; 95% CI: 1,31-2,07; p<0,01), dan dosis melebihi ambang 20 mg untuk atorvastatin (OR: 1,78; 95% CI: 1,41-2,23; p<0,01) dan rosuvastatin (OR: 2,04; 95% CI: 1,31-3,18; p<0,01) terkait dengan overrepresentation osteoporosis.


Hasil-hasil studi tersebut menunjukkan bahwa diagnosis osteoporosis pada pasien yang diterapi dengan statin bersifat tergantung-dosis; di mana osteoporosis underrepresented pada terapi statin dosis rendah dan overrepresented pada terapi statin dosis tinggi. Temuan ini perlu dikaji lebih lanjut untuk mempelajari faktor dependen dosis dalam hubungan statin dan osteoporosis.

 


Image: Ilustrasi (sumber: https://newatlas.com)

Referensi: Leutner M, Matzhold C, Bellach L, Deischinger C, Harreiter J, Thurner S, et al. Diagnosis of osteoporosis in statin-treated patients is dose-dependent. Ann Rheum Dis 2019;0:1–6.

Share this article
Related Articles