Detail Article
Fenilefrin, Dampak Hemodinamik Pada Penggunaan Induksi Propofol
Laurencia Ardi
Okt 01
Share this article
img-Perawat.jpg
Updated 23/Agt/2022 .

Mempertahankan stabilitas hemodinamik selama anestesi induksi dan pemeliharaan merupakan hal penting. Sebuah penelitian meta-analisis baru-baru ini menunjukkan bahwa anestesi dengan menggunakan propofol tidak menunjukkan efek negatif. Namun, anestesi induksi dengan propofol selalu dikaitkan dengan penurunan mean arterial pressure (MAP) dan cardiac index (CI) setelah pemberian. Fenilefrin merupakan vasokontriktor yang bekerja pada vena dan pembuluh darah arteriol sehingga meningkatkan tonus vena dan systemic vascular resistance index

 

Beberapa pendekatan dilakukan untuk masalah ini yang telah digambarkan pada berbagai literatur, mulai dari penggunaan senyawa anestesi yang berbeda, menggunakan dosis titrasi untuk anestesi induksi, menggunakan bispectral index guidance, serta menggunakan obat-obatan yang dapat mempengaruhi respons stres sebelum induksi. 


Fenilefrin merupakan vasokontriktor yang bekerja pada vena dan pembuluh darah arteriol sehingga meningkatkan tonus vena dan systemic vascular resistance index (SVRI) dan CI. Fenilefrin seringnya digunakan untuk terapi hipotensi (kondisi ketika tekanan darah rendah berada di bawah 90/60 mmHg) selama anestesi umum dan regional. Namun, jika tujuannya untuk mempertahankan stabilitas hemodinamik selama anestesi induksi dengan obat-obatan yang diketahui dapat menyebabkan gangguan hemodinamik, khususnya pada pasien lanjut usia yang berisiko tinggi, mungkin pencegahan hipotensi lebih sering dilakukan dibandingkan sampai dengan muncul gejalanya. 


Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Kamenik dan kolega menunjukkan bahwa pemberian fenilefrin secara terus-menerus dengan dosis 0,5 µg/kgBB/menit dapat mempertahankan stabilitas hemodinamik pasien yang mendapatkan induksi anestesi dengan propofol. Penelitian ini menilai efek pemberian infus fenilefrin secara terus-menerus dalam memelihara parameter hemodinamik yang dinilai dengan menggunakan BIS selama induksi anestesi umum menggunakan propofol. Desain dan metodenya adalah acak, tersamar ganda dengan kontrol. 


Subjek sebanyak 40 pasien dengan ASA I-III yang akan menjalani operasi abdominal, yang kemudian dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok perlakuan mendapatkan fenilefrin 0,5 µg/kgBB/menit dan kelompok kontrol mendapatkan NaCl. Infus diberikan selama induksi anestesi dengan propofol sampai dengan nilai BIS 60. Parameter yang dinilai adalah MAP, SVI, dan SVRI sebelum induksi sampai 20 menit setelahnya dengan interval 1 menit. 


Hasilnya setelah induksi anestesi sebelum intubasi terjadi penurunan MAP, SVI yang bermakna pada kedua kelompok, di mana SVRI mengalami sedikit peningkatan. Pada akhir pengukuran, didapatkan MAP dan SVI pada kelompok kontrol lebih rendah dibandingkan dengan kelompok perlakuan.

 


Image: Ilustrasi

Referensi: Kamenik M, Kos D, Petrun AM, Green DW, Zorko N, Mekis D. Haemodynamic stability during anaesthesia induction with propofol – impact of phenylephrine. A double-blind, randomised clinical trial. Signa Vitae. 2018;14(1):20-6

 

Share this article
Related Articles