Detail Article
Manfaat Erdosteine, Silia Aktif Dan Jalan Napas Bersih
Esther Kristiningrum
Agt 13
Share this article
img-Cough1.jpg
Updated 10/Agt/2022 .

Produksi mukus (lendir) dan pengeluarannya dari jalan napas secara kontinu melalui bersihan mukosilier dan batuk, menunjukkan mekanisme pertahanan bawaan yang penting pada paru terhadap injuri akibat paparan lingkungan yang berbeda secara terus-menerus (Fahy dan Dickey, 2010).

Erdosteine merupakan obat mukolitik yang menurunkan viskositas mukus dan merupakan analog homocysteine dengan dua gugus sulfhydryl yang terblokade, yang dilepaskan setelah metabolisme lintas pertama yang menghasilkan tiga metabolit aktif (Dechant dan Noble, 1996). Meskipun semua metabolit tersebut mengandung gugus sulfhydryl bebas, namun salah satu metabolit yang paling aktif (Met 1) tampaknya bertanggung jawab terhadap mayoritas sifat farmakodinamik dari erdosteine (Dal Negro, 2008). 


Di samping efek positifnya pada rheologi mukus, Met 1 mempunyai efek memulung radikal bebas dan antioksidan (Moretti dan Marchioni, 2007; Braga dkk, 2000), menurunkan daya lekat bakteri pada epitel manusia (Braga dkk, 1999), dan menunjukkan beberapa aktivitas antiinflamasi yang menekan sitokin kemotaktik (Park dkk, 2016). Pada kondisi patologis, efek ini dapat secara tidak langsung memperbaiki bersihan mukus. Oleh karena itu, dilakukan studi untuk menentukan apakah erdosteine mempunyai kemampuan secara langsung untuk memodulasi bersihan mukus dengan mengubah frekuensi gerakan silia, yang merupakan penentu esensial dari bersihan mukosilier (King, 2006) dan sensitivitas batuk, yang merupakan mekanisme back-up yang penting dari bersihan mukus, saat bersihan mukosilier kurang lancar (Munkholm dan Mortensen, 2014).

 

Silahkan baca juga: Erdosteine Menurunkan Peradangan dan Eksaserbasi Berulang Pasien PPOK

 

Studi ini juga menilai efek erdosteine pada reaktivitas jalan napas, karena beberapa analog cysteine seperti N-acetylcysteine, telah menunjukkan dapat menyebabkan bronkospasme, sehingga dapat memperburuk obstruksi jalan napas (Reinero dkk, 2011).


Studi ini dilakukan pada marmut dengan memantau efek akut dan kronik dari erdosteine pada frekuensi gerakan silia, sensitivitas batuk, dan reaktivitas otot polos jalan napas. Erdosteine diberikan secara oral dalam dosis tunggal atau harian dengan dosis 10 mg/kg selama 7 hari. Refleks batuk dan resistensi jalan napas spesifik dinilai secara in vivo. Frekuensi gerakan silia pada sampel yang diambil dari trakea dan respons kontraktil dari garis-garis otot polos trakea terhadap mediator bronkokonstriktif dinilai secara in vitro.


Dari studi tersebut ditemukan bahwa pada terapi erdosteine akut dan kronik tidak mempunyai efek yang bermakna pada sensitivitas batuk dan reaktivitas jalan napas. Namun, pada kondisi in vitro, erdosteine meningkatkan frekuensi gerakan silia dan menurunkan kontraktilias otot polos trakea; di mana efek ini nyata setelah terapi kronik erdosteine. 


Dari hasil studi tersebut disimpulkan bahwa erdosteine dapat secara langsung berkontribusi pada bersihan mukus dengan menstimulasi frekuensi gerakan silia. Meskipun tidak mempunyai efek pada sensitivitas refleks batuk, namun efek bronkodilator ringan dan efek mukolitik dari erdosteine dapat memicu batuk yang efektif.

 

Silahkan baca juga: VESTEIN, agen mukolitik pengencer mukus dan sputum purulen

Image: Ilustrasi (sumber: https://medlineplus.gov)

Referensi:

1. Pappová L , Kazimierová I , Jošková M , Šutovská M , Fraňová S. Acute and chronic effects of oral erdosteine on ciliary beat frequency, cough sensitivity and airway reactivity. Adv Exp Med Biol. 2018;1023:1-10. doi: 10.1007/5584_2017_48.

2. Dhar R. Role of mucolytics in wet cough. Supplement to Journal of the Association of Physicians of India 2013(61).

Share this article
Related Articles